Camat Tutup Pabrik, 20 Pekerja Nganggur
https://banyuwanginews1.blogspot.com/2017/05/camat-tutup-pabrik-20-pekerja-nganggur.html
Belasan pekerja duduk menunggu kejelasan nasib di areal pabrik sekam
giling (SG) di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi,
kemarin
SINGOJURUH – Sedikitnya 20 pekerja pabrik Sekam Giling (SG) Mertha Asih
di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh terancam kehilangan
pekerjaan. Puluhan pekerja itu menganggur dan menunggu kejelasan nasib
pasca penutupan pabrik bekatul itu kemarin (11/5).
Hasil pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi pagi kemarin, para pekerja
masih tetap masuk kerja seperti biasa. Mereka datang ke lokasi pabrik di
Jalan Raya Gambor, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, pagi itu.
Sayangnya, tak banyak yang bisa mereka lakukan pagi itu. Usai melakukan
bersih-bersih bekas sekam yang berserakan, para pekerja hanya bisa
terdiam dan duduk di pabrik. Mereka masih menunggu kejelasan nasib dari
pihak manajemen pabrik.
“Sampai kapan kami harus
menganggur seperti ini. Kami hanya buruh dan pekerja kasar, anak istri
kami menunggu di rumah,” ujar Sampir, 47, salah seorang pekerja.
Sampir mengaku, jika pabrik SG tidak segera beroperasi, dia dan pekerja
lainnya terancam kehilangan penghasilan. Padahal, sebentar lagi sudah
memasuki bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri.
“Kalau sampai pabrik tutup, tidak tahu
lagi harus bagaimana lagi. Sebentar lagi sudah puasa dan
Lebaran, banyak kebutuhan pengeluaran,” terang lelaki yang sudah tiga
tahun bekerja itu. Hal senada juga diungkapkan Sutoyo, 47, pekerja
pabrik sekam itu.
Sejak pabrik ditutup dan berhenti
beroperasi, dia dan pekerja lainnya nyaris tidak hanya duduk- duduk di
pabrik. Padahal biasanya, dia membawa pulang beras seberat 1,5 Kilogram
dan upah Rp.100 ribu setiap hari.
“Kalau tidak bekerja, bagaimana
nasib anak istri kami,” keluhnya. Sejak pabrik SG itu beroperasi tahun
2005 silam, kata Sutoyo, belum pernah ada persoalan apa pun. Selama itu
pula, semuanya berlangsung lancar. Mengenai adanya perizinan atau tidak,
para pekerja juga tidak tahu menahu, karena hal itu merupakan
kewenangan pengelola pabrik.
“Kami berharap agar pabrik penggilingan
sekam bisa kembali dibuka dan beroperasi seperti sediakala, dan kami
bisa tetap bekerja,” terang Sutoyo. Sementara itu, pengelola pabrik SG,
Edi Sutikno mengatakan, pihaknya siap membenahi apa yang menjadi
kekurangan agar para pekerja tetap bisa beraktivitas seperti sedia kala.
“Saya kasihan para pekerja, mereka punya
anak istri dan keluarga yang menggantungkan hidupnya dari pabrik SG,”
beber Edi Sutikno. Diberitakan sebelumnya, diduga mencemari udara dan
belum mengantongi izin, pabrik penggilingan bekatul Mertha Asih di jalan
raya Gambor, Desa Alasmalang, ditutup sementara oleh Camat Singojuruh,
Rabu lalu (10/5).
Perintah penghentian aktivitas
penggilingan pabrik bahan campuran pakan ternak itu, setelah Kasi
Trantib Kecamatan Singojuruh, Achmad Prijanto bersama staf melakukan cek
tinjau lokasi ke pabrik milik Edi Poernomo, Rabu siang (10/5). (radar)
Posting Komentar