Rumah Terbakar, Uang Tunai Rp 19 Juta Hangus
https://banyuwanginews1.blogspot.com/2017/07/rumah-terbakar-uang-tunai-rp-19-juta.html
Salah satu warga membersihkan puing puing rumah H Juad yang ludes terbakar di Dusun Kepatihan, Desa/Kecamatan Cluring.
CLURING – Kebakaran rumah milik H.
Juari, 70, pensiunan pegawai Perhutani di Dusun Kepatihan, RT 2, RW 3,
Desa/Kecaman Cluring pada Minggu dini hari (2/7), benar-benar menyisakan
kesedihan yang mendalam.
Selain
rumahnya ludes terbakar, ternyata ada uang tunai simpanan pasangan suami
Istri H. Juari, 70, dan Siti Aisyiah, 60, yang ikut terbakar. Jumlah
uang itu tidak main-main, yakni mencapai Rp 19 juta.
“Perhiasan kalung dan gelang juga ikut
terbakar,” cetus H. Juari. Hanya saja, terang dia, untuk kalung dan
gelang itu berhasil ditemukan pada Minggu pagi (2/7). Saat itu, dia
bersama warga sedang bersih-bersih.
“Kalau
uangnya sekitar Rp 19 juta terbakar,” katanya pada Jawa Pos Radar
Genteng. Juari mengaku saat rumahnya terbakar pada Minggu dini hari
(2/7), itu tidak ada yang tersisakan. Selain sepeda motor Honda Supra X
125, ada tujuh lemari ikut terbakar.
“Kerugian
sekitar 100 juta, ungkapnya. Menurut Juari, uang Rp 19 juta yang
terbakar itu disimpan diantara lima lemari. Selain uang, di lemari itu
juga ada surat-surat berharga. “Lemarinya habis terbakar, semua barang
yang ada di dalamnya juga habis terbakar,” cetusnya.
Sebelum kebakaran itu terjadi, jelas
dia, pada pukul 00.30, dia bersama istrinya sempat terbangun. Baru pada
pukul 01.00, kembali tidur. “Sekitar pulau 02.00, saya mendengar suara
kucing lari-lari di bagian atap, setelah itu lamnpu di rumah saya
padam,” terangnya.
Saat lampu
rumahnya padam, Juari bersama istrinya berusaha mencari lampu senter.
Tapi sebelum Juari sempat keluar kamar, tetangganya Asnam, 65, dan Rudi
Kuswoyo, 30, berteriak-teriak ada kebakaran. Tetangganya itu, sempat
menggedor rumah korban.
“Karena Asnam
panik, tidak menyebut rumah siapa yang terbakar,” terangnya. Saat
keluar dari kamar rumah itu, Juari mengaku terasa hawa panas di dalam
rumahnya. Setelah keluar dengan berjalan menuju kesamping rumah, baru
tahu kalau rumahnya terbakar.
“Awalnya
kecil, tetapi dengan cepat api membesar. Api dikamar belakang tepatnya
di atas kamar salat dan dekat dengan dapur. Kami tidak sedang masak atau
menyalakan kompor,” tegasnya.
Juari
menyebut api dengan cepat menyebar dan membesar. Upaya warga yang
menolong memadamkan api menggunakan peralatan seadanya, tidak mampu
mengatasi api yang terus membesar.
“Saya
dipegangi warga dan dibawa menjauh ke rumah saudara,” kata Juari. Juari
mengaku kini hanya bisa pasrah. Sebab, dirinya juga tidak pernah
mengira ada musibah yang akan menimpanya ini.
“Saya
ini punya penyakit asam urat, biasanya mau berdiri saja susah, saat
kebakaran itu saya panik dan bisa jalan. Saya masih bersyukur karena
saya dan istri selamat. ,” cetus bapak lima anak dan sepuluh cucu
tersebut.
Sementara itu, Kapolsek
Cluring, Iptu Bedjo Madrias tetap menduga, kebakaran di rumah pensiunan
Perhutani itu karena korsleting listrik. Sebab, api tidak berasal dari
dapur. “Berdasarkan keterangan saksi dan hasil olah TKP, kebakaran
diduga kuat karena korsleting listrik,” terangnya. (radar)
Posting Komentar