Dua Pria Misterius Nginap di Polsek
https://banyuwanginews1.blogspot.com/2017/07/dua-pria-misterius-nginap-di-polsek.html
Dicurigai Sebagai Teroris, Bawa Ransel Berisi Sajam
GLENMORE
– Aparat Polsek Glenmore mengamankan dua orang lelaki mencurigakan,
Selasa dinihari kemarin (4/7). Kedua lelaki itu adalah Aji Mochammad I
Gusti Ngurah Rai Sukadana, 54, dan Sutari, 37.
Keduanya diamankan ketika hendak
menginap di musala Mapolsek Glenmore. Yang mengejutkan setelah ranselnya
digeledah, ditemukan sejumlah benda membahayakan. Untuk menyelidiki
apakah terkait terduga jaringan teroris, kedua pria tersebut langsung
dibawa ke Mapolres Banyuwangi.
Sampai
di Polres, keduanya langsung diinterogasi oleh Kapolres AKBP Agus
Yulianto dan Kasatreskrim AKPP Sodik Efendi. “Benar keduanya sudah kami
amankan dan langsung kami serahkan ke unit Pidum Polres Banyuwangi,”
ujar Kapolsek Glenmore AKP Mujiono saat ditemui Jawa Pos Radar
Banyuwangi di Mapolres Banyuwangi, kemarin.
Identitas
dua pria yang diamankan tersebut cukup jelas. Aji Mochammad l Gusti
Ngurah Rai S asal Dusun Losari, Desa Kletek, Kecamatan Taman, Kabupaten
Sidoarjo. Sedangkan Sutari, warga Dusun Pakel, Desa Nglutung, Kecamatan
Sendang, Kabupaten Tulungagung.
“Dua pria yang diketahui dari Sidoaijo
dengan mengendarai motor Honda Vario P 3287 PL itu sedianya hendak
menuju Bali. Diduga karena kondisi sudah larut malam, sekitar pukul
01.30, keduanya memutuskan akan beristirahat (bermalam) dengan menginap
di musala Mapolsek Glenmore.
Setelah
memarkirkan motornya, kedua pria itu lantas menuju pos penjagaan Polsek
Glenmore untuk memberitahukan pada petugas tentang maksud dan tujuannya
datang tengah malam ke Polsek Glenmore.
Keduanya
diterima dengan baik oleh petugas jaga, Aiptu Adi. Karena kedua lelaki
itu turut serta membawa tas ransel, maka petugas jaga pun meminta agar
tas ransel itu diletakkan di meja untuk diperiksa.
Saat
diperiksa petugas itulah, diketahui jika dalam tas ransel itu berisi
sejumlah peralatan yang mencurigakan seperti sebilah golok, sebuah pisau
komando, sebuah pisau, satu kunci T, korek api berbentuk pistol lengkap
dengan sarung senpi, satu buah besi menyerupai paku, dan satu kotak
petasan.
Karena tas tersebut berisi benda
mencurigakan seperti sajam dan peralatan residivis pencurian kendaraan
bermotor, kedua lelaki itu lantas langsung diamankan di Mapolsek
Glenmore.
Kasatreskrim Polres
Banyuwangi AKP Sodik Efendi membenarkan adanya penangkapan dua orang
lelaki mencurigakan yang merupakan pelimpahan kasus dari Polsek Glenmore
tersebut. Hingga Selasa siang kemarin (4/7), dua lelaki itu statusnya
masih sebagai terperiksa.
Keduanya keterangan
secara ketat dan intensif di unit Pidana Umum (pidum) Satreksrim Polres
Banyuwangi. “Sementara kami masih melakukan penyelidikan dan
pengembangan, apakah kedua lelaki ini ada kaitannya dengan aksi
terorisme atau tidak, masih kita periksa,” cetus Sodik Efendi.
Sodik
menambahkan, sejak munculnya aksi terorisme yang mengancam aparat
kepolisian kini seluruh anggota Polri terus meningkatkan kewaspadaan.
Apalagi dengan ditemukannya senjata tajam dan perlengkapan mencurigakan.
“Untuk
memastikan apakah keduanya terkait dengan jaringan terorisme, handphone
milik kedua lelaki itu juga sudah kami kirim ke laboratorium Forensik
Polda Jawa Timur,” terangnya.
Pantauan
Jawa Pos Radar Banyuwangi, kedua pria itu diperiksa intensif mulai
pukul 09.00 di ruang Pidum Mapolres Banyuwangi. Bahkan, Kapolres
Banyuwangi, AKBP Agus Yulianto juga terlihat keluar masuk ke dalam
ruangan penyidik pidana umum memantau perkembangan pemeriksaan dua orang
tersebut.
Sejumlah personel Brimob
juga datang ke Polres dengan mengendarai mobil Gegana Brimob Polda
Jatim. Tiga orang personel tampak keluar masuk ruangan penyidik pidana
umum Polres Banyuwangi yang tengah memeriksa kedua lelaki pembawa barang
mencurigakan tersebut.
Bukan hanya
Birmob, Densus 88 juga dikabarkan ikut memeriksa Gusti Ngurah Rai
Sukadana dan Sutari. Hingga berita ini ditulis (pukul 19.00), keduanya
masih dimintai keterangan polisi.
Selama
pemeriksaan, keduanya didampingi penasihat hukumnya, R Bomba Sugiarto.
Menurut Bomba, terlalu dini jika kliennya dicurigai sebagai teroris.
Benda-benda yang dibawa dalam ransel itu semata untuk pengamanan diri
selama perjalanan darat dari Jember ke Bali. Maklum, sehari-harinya
kliennya bekerja di perkebunan di Bali.
“Klien
saya masih trauma karena pernah menjadi korban pembegalan. Makanmya
selama perjalanan selalu membawa peralatan untuk menjaga diri dari aksi
penjahat,” jelas Bomba yang juga mantan anggota DPRD Banyuwangi itu.
Ditanya
mengapa harus membawa petasan, Bomba menjelaskan kalau petasan tersebut
merupakan pesanan keponakannya di Bali. Dalam kesempatan itu, Bomba
juga menjelaskan mengapa kliennya menginap di Polsek.
“Dua
minggu sebelum puasa, klien kami pulang dari Bali menuju Jember. Karena
kemalaman, klien kami juga menginap di Polsek dan tidak terjadi
apa-apa. Sekarang situasinya lain, klien kami langsung diperiksa secara
maraton,” tandas pengacara yang tinggal di Kelurahan Klatak, Kecamatan
Kalipuro tersebut. (radar)
Posting Komentar