Dinas Pendidikan Motivasi Ratusan Guru Daerah Akses Tersulit
https://banyuwanginews1.blogspot.com/2017/04/dinas-pendidikan-motivasi-ratusan-guru.html
KALIPURO – Wajah ceria tampak terlihat di Hall Hotel Ketapang
Indah kemarin (26/4) pagi. Ratusan orang guru, baik PNS maupun GTT,
dari wilayah pinggiran Kabupaten Banyuwangi dikumpulkan bersama oleh
Dinas Pendidikan Banyuwangi untuk diberi materi.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi,
Sulihtiyono mengatakan, kegiatan itu bertujuan untuk mengumpulkan para
guru yang bertugas di wilayah dengan akses yang cukup sulit dijangkau
di Banyuwangi.
Dia menuturkan, ada sekitar 10 kecamatan
di Banyuwangi yang memiliki lokasi sekolah yang sulit dijangkau karena
kondisi geografis. Seperti di wilayah Sarongan, Kecamatan Pesanggaran;
dan Kayangan, Kecamatan Licin.
Sulitnya akses tersebut, menurut Sulih,
berdampak pada timpangnya kualitas pendidikan karena sulitnya
informasi tersalur. Karena itu pada hari itu semua guru dikumpulkan
untuk dimotivasi dan diberikan materi kompetensi pendidikan agar sama
dengan semua sekolah yang ada di Banyuwangi.
“Kita sedang mengupayakan agar
pendidikan bisa merata antara kota dan desa. ini salah satu upaya kita
dengan mengumpulkan mereka di sini. Selain kita hadirkan instruktur
untuk memberi motivasi, kita juga buatkan komunitas untuk guru-guru ini.
Namanya DETAS, Daerah Dengan Tingkat Akses Tersulit,” ujar Mantan
Asisten Administrasi Umum Setda Banyuwangi itu
Dia juga menambahkan bahwa sebagian dari
para guru itu adalah jebolan dari program Banyuwangi Mengajar. Meski
di pusat Program sarjana Mengajar sempat terhenti, namun di Banyuwangi
menurut Sulih program itu sama sekali tidak mempengaruhi proses
penyebaran sarjana potensiak asal Banyuwangi untuk mengajar di daerah
dengan akses sulit.
“Mereka ini ujung tombak kita di
wilayah akses sulit. Kita harap setelah kegiatan ini mereka semakin
termotivasi untuk meningkatkan kualitas belajar siswa,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Program Penguatan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan daerah dengan AKses
Tersulit, Nuriyatus Sholihah menambahkan
selain memberikan materi terkait mengajar di daerah dengan akses sulit,
kegiatan itu juga bertujuan merefresh para guru yang hadir.
Karena selama di daerah dengan akses sulit, mereka sering kali harus
menahan diri dari segala fasilitas yang biasa dinikmati guru lain yang
bekerja di kota.
“Dari pusat wilayah Banyuwangi tidak
dianggap wilayah terluar atau tertinggal. Padahal, di lapangan, banyak
lokasi di Banyuwangi yang sulit dijangkau karena luasnya wilayah dan
sulitnya akses. Karena itu mereka kita kumpulkan untuk memperluas
wawasan dan kualitas mereka,” ujar wanita yang akrab disapa Nuri itu.
Selain itu selama mengikuti kegiatan
tersebut para guru itu juga diberi honor tambahan sebagai peserta
pelatihan oleh Dinas pendidikan. Jadi meski tidak ada anggaran dari
pusat, Kabupaten Banyuwangi tetap memberikan perhatian
melalui kegiatan pelatihan dan pemberian motivasi.
“Kegiatan ini sudah berjalan di tahun
ketiga. Alhamdulillah sudah ada peningkatan, kita pantau dari nilai US
siswa. Nilainya tidak jauh berbeda dengan sekolah yang di kota. Ada 482
guru baik GTT maupun PNS yang mengajar di lokasi dengan akses sulit
saat ini.
Mereka juga kita minta membuat film
dokumenter untuk menceritakan kesulitan di wilayah mereka. Nanti akan
kita beri reward,” tegasnya. (radar)
.
Posting Komentar