Adu Kreasi Mendesain Miniatur Hidroponik
https://banyuwanginews1.blogspot.com/2017/05/adu-kreasi-mendesain-miniatur-hidroponik.html
Siswa dari SMK PGRI Glenmore menggunakan api untuk melubangi tempat
tanaman saat kontes hidroponik se-Jawa Timur di aula kampus Poliwangi.
KABAT – Mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) bertekad
menjadi Banyuwangi sebagai sentra hidroponik nasional. Untuk mewujudkan
cita-cita tersebut, mereka menggelar lomba miniatur hidroponik tingkat
SMA, SMK, dan MA se-Jatim.
Suasana di kawasan aula kampus Poliwangi, Desa Labanasem, Kecamatan
Kabat, terkesan super sibuk Senin pagi kemarin (8/5). Puluhan pelajar
tingkat SMA/sederajat yang membentuk kelompok-kelompok kecil beranggota
tiga orang tampak mengutak-atik pipa dan paralon.
Ada yang bertugas membuat lubang, ada pula yang memotong maupun menyambung pipa dan paralon tersebut.
Ada kelompok yang langsung bekerja
merakit pipa dan paralon. Ada pula kelompok yang anggotanya sesekali
ngerepek alias melihat desain yang telah mereka buat di selembar kertas.
Meski berbeda metode, masing- masing kelompok tetap saling
menghormati.
Bahkan, sesekali terlihat anggota suatu
kelompok meminjam peralatan, seperti bor, dan lain-lain pada kelompok
yang lain. Seperti itulah gambaran sekilas SMA, SMK, dan MA se-Jatim
yang digeber di kampus Poliwangi.
Sesuai tema, lomba yang diprakarsai Unit
Kegiatan Mahasiswa Kompetensi (UKMK) Agrobisnis politeknik negeri
kebanggaan masyarakat Bumi Blambangan itu tidak hanya diikuti pelajar
asal seantero Banyuwangi, tetapi ada pula peserta yang berasal dari luar
kabupaten, seperti Jember dan Probolinggo.
Total 24 tim peserta ikut ambil bagian
dalam perlombaan kali ini. Pihak panitia memberikan waktu 4,5 jam bagi
peserta untuk menuntaskan pembuatan miniatur hidroponik tersebut. Ketua
Panitia, Imam Imroni, mengatakan lomba tersebut digelar dengan tujuan
mengenalkan hidroponik kepada kalangan pelajar jenjang SMA/sederajat.
“Diharapkan ke depan Banyuwangi
menjadi sentra hidroponik yang menghasilkan produk-produk yang sehat
dan berkualitas,” ujarnya. Imam menuturkan, pada awalnya bercocok tanam
menggunakan sistem hidroponik cenderung lebih mahal, khususnya untuk
membuat kerangka berbahan pipa yang bakal dijadikan media tanam.
“Tetapi pada proses berikutnya, menanam
dengan sistem hidroponik lebih murah. Karena kerangka media taman yang
ada bisa dimanfaatkan berkali-kali,” kata dia.(radar)
Posting Komentar