Pokdarwis Rancang Kapal Sendiri untuk Wahana Laut
https://banyuwanginews1.blogspot.com/2017/04/pokdarwis-rancang-kapal-sendiri-untuk.html
BERKUNJUNG ke Pantai Cacalan memang
tidak sulit. Jaraknya yang hanya lima kilometer dari pusat kota
Banyuwnagi membuat lokasi ini bisa dicapai dengan berbagai moda
transportasi. Sesampai di sana, pengunjung akan disambut pemandangan
yang lumayan indahnya.
Bila datang pagi, bila cuaca sedang
bersahabat pengunjung akan disuguhi pemandangan matahari terbit. Lebih
luas lagi, pemandangan Pantai Boom, dermaga Bosowa hingga lalu
lalang kapal ferry di Selat Bali menjadi “bonus” untuk pengunjung.
Tidak kalah penting, di sini juga
tersedia wahana permainan air. Bentuk dan jenisnya memang masih cukup
sederhana. Sebuah pos dari kayu yang berada tidak jauh dari bibir pantai
menjadi sentralnya.
Sebuah banner mini bertuliskan wahana
laut menjadi penunjuk bagi pengunjung yang berminat
menggunakannya. “Sejauh ini baru ada kapaAl wisata, kano, dan permainan
ban air,” ujar Waluyo, 45, salah satu anggota Pokdarwis Cacalan.
Tidak hanya memperhatikan aspek bisnis
belaka, sisi keamanan dan keselamatan juga diperhatikan. Di titik
sentral pemantauan ini juga telah disediakan petugas penjaga pantai.
Tugasnya mengawasi kapal yang ditumpangi wisatawan.
Beberapa perlengkapan penyelamat seperti
pelampung dan ban penyelamat disediakan. Selain wahana yang sudah
ada, pengembangan permainan di Pantai Cacalan terus dikembangkan.
Salah satunya dengan mempersiapkan obyek
wisata rumah apung yang kini masih dalam pematangan konsep
pembanguannya. Seluruh pengerjaan wahana yang ada di pantai
ini seluruhnya dikerjakan oleh anggota Pokdarwis Cacalan sendiri.
Tengok saja bagaimana dua kapal wisata
dan kano yang kini sudah hilir mudik mengangkut wisatawan. Kapal itu
dibuat oleh tangan tangan terampil pemuda asli Sukowidi. Bahkan kapal
yang dibuat ini pun memiliki bentuk yang lain dari kapal wisata yang
bersandar di obyek wisata lainnya.
Material kapal dibuat dengan menggu
nakan fiberglass. Ini membuat kapal lebih mudah melaju di air dan lebih
tahan lama. “Konsepnya kapal ini indah, lincah, tetapi juga aman saat
digunakan,” beber Waluyo.
Pembuatan kapal itu sendiri dila kukan
di rumah Waluyo. Ide pembuatan kapal wisata ini pun berawal dari
keinginannya untuk meramaikan wisata yang ada di Pantai Cacalan.
Tidak seperti kebanyakan obyek wisata lainnya yang memesan kapal dari
luar kota, Waluyo dan Pordakwis Cacalan berinisiatif untuk membuatnya
sendiri.
Kebetulan anggota Pokdarwis banyak yang
memiliki keahlian dan bergelut dengan dunia perkapalan dan fiberglass.
Berkat tangan terampil inilah melahirkan dua kapal wisata di Pantai Cacalan saat ini.
Bermesin 10 dan 40 PK, kapal
berkapasitas 4 hingga 10 orang ini biasa digunakan untuk meluncur di
atas air dari Cacalan hingga Pulau Santen pulang-pergi. Tidak puas
dengan satu kapal, Pokdarwis kini tengah merancang kapal wisata dengan
kapasitas lebih besar.
Kapal yang rencananya akan ditempeli mesin minimal 85 pk ini akan menjadi speed boat wisata pertama di Pantai Cacalan. Jangkauannya pun ditarget lebih jauh yakni hingga mencapai Pulau Menjangan dan Tabuhan.
Kapal yang diberi nama lambung 625 ini
kini dalam tahap pengerjaan. Nomor tersebut tidak tidak memiliki arti
khusus. Nama itu diambil dari salah satu spek kapal yang memiliki
panjang 6,25 meter.
Direncanakan kapal ini sudah bisa melaut
pada bulan Mei mendatang. Kapal wisata ini semuanya berbahan fiber.
Kapal buatan Pordakwis Cacalan ini sendiri bentuknya pun cukup unik.
Sepintas berbeda dengan kapal kebanyakan.
“Selama ini kapal wisata di Banyuwangi
banyak ambil dari Cilacap. Kami ingin bisa menjadi tuan rumah di rumah
sendiri dengan model yang dibuat sendiri,” serunya. Soal modal memang
menjadi kendala. Namun hal itu rupanya bukan menjadi hambatan utama.
Dengan pemberian persekot kapal sendiri,
produksi sedianya sudah bisa dilakukan. Keinginan menjadi tuan rumah di
rumah sendiri itulah yang kini mulai spirit bagi pokdarwis
Cacalan. Setidaknya konsep kapal yang dibuatnya mulai diterima tidak
hanya pelaku usaha wisata.
Lebih dari itu nelayan di Banyuwangi
mulai melirik produk kapalnya. Beberapa nelayan di Banyuwangi selatan
mulai melirik dan memesan kapal buatan Waluyo dkk. Di samping lebih
murah dari kapal yang sama di luar daerah, kapal ini juga menjadi ciri
khas karena memiliki model yang lain dari biasanya.
“Banyuwangi punya banyak ahli kapal dan fiberglass. Ini aset dan harus dikembangkan, “ tegasnya. Pantai Cacalan
pernah ngetop pada awal tahun 1990. Selain terkenal dengan pantai
pemandangan yang berhadapan langsung dengan Pulau Bali, pantai ini
menawarkan eksotisme khas tropik bagi wisatawan.
Rimbunnya pohon kelapa yang berjejer rapi hingga nyaris menyentuh bibir pantai menjadi alasannya. Dibandingkan pantai lainnya, Pantai Cacalan ini juga dialiri sungai yang bersumber dari sejumlah mata air yang berada tidak jauh dari sana.
Ciri khas pantai juga dikenal dengan
keberadaan kapal semen yang persis berada di dekat pantai. Lokasinya
yang hijau membuat aneka satwa melata seperti biawak, kadal, hingga
ular masih bisa ditemui sana.
Tempat ini dulunya juga
menjadi fenomenal dengan perayaan Rebo Wekasan. Ritual perayaan hari
Rabu terakhir di bulan Safar ini menjadi daya tarik bagi pengunjung.
Perayaan semakin meriah dengan hadirnya ragam kesenian daerah
ditampilkan untuk menghibur pengunjung.
Tari Gandrung hingga Kuntulan menjadi
sajian yang paling familiar. Keberadaannya menjadikan pantai ini sebagai
ikon wisata Banyuwangi yang cukup popular kala itu. Ikon wisata
di Banyuwangi yang hanya bisa ditandingi oleh ketenaran Watudodol dan
Pantai Grajakan. (radar)
Posting Komentar