2 Siswa Sakit, 29 Mundur
https://banyuwanginews1.blogspot.com/2017/05/2-siswa-sakit-29-mundur.html
BANYUWANGI – Ujian Nasional (unas)
jenjang SMP/sederajat di Banyuwangi menyisakan pekerjaan rumah (PR) bagi
jajaran Dinas Pendidikan (Dispendik) setempat. Betapa tidak, di saat
pemkab menggalakkan gerakan daerah mengangkat anak putus sekolah (Garda
Ampuh), ternyata ada 29 siswa yang terdaftar sebagai peserta unas justru
mengundurkan diri.
Lantaran sudah mengundurkan diri,
sebanyak 29 siswa itu pun tidak mengikuti unas yang digeber mulai Senin
(2/5) tersebut. Selain siswa yang tidak ikut ujian lantaran mengundurkan
diri, ada juga dua siswa yang berhalangan hadir karena sakit.
Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas
Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Suratno, mengatakan jumlah siswa SMP
dan MTs yang terdaftar sebagai peserta unas tahun ini mencapai 24.391
orang.
Namun, tidak semua siswa yang terdaftar
mengikuti ujian. “Ada 31 siswa yang tidak hadir. Dua anak sakit,
sedangkan sisanya (29 orang) mengundurkan diri,” ujarnya kemarin (3/5).
Suratno, siswa yang berhalangan mengikuti unas lantaran sakit bisa
mengikuti unas susulan yang bakal digeber pada 22 Mei sampai 23 Mei
mendatang.
“Sedangkan anak-anak yang mengundurkan
diri menjadi target kami untuk diikutkan pada ujian kesetaraan paket B,”
kata dia. Suratno menambahkan, siswa yang menjadi target untuk
diikutkan pada ujian kesetaraan Paket B merupakan siswa yang memang
enggan meneruskan pendidikan.
“Sedangkan anak-anak yang mengundurkan
diri karena terkendala biaya, akan kami masukkan dalam program Garda
Ampuh agar bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/ sederajat. Data
siswa yang mengundurkan diri itu sudah kami kantongi by name by addres,”
akunya.
Sementara itu, Kendala internet yang
mewarnai pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di berbagai
daerah, tidak berlaku di Banyuwangi. Kendala internet itu berhasil
diatasi berkat langkah cerdas tim teknisi dan proktor unas di kabupaten
berjuluk The Sunrise of Java ini.
Bukan itu saja, langkah antisipatif yang
dilakukan sekolah-sekolah penyelenggara menyediakan mesin genset,
kendala pemadaman listrik juga berhasil diatasi. Berkat kreativitas dan
langkah cerdas tersebut, pelaksanaan UNBK di Bumi Blambangan berjalan
relatif lancar hingga penyelenggaraan unas hari kedua kemarin (3/5).
Informasi yang dikumpulkan wartawan Jawa
Pos Radar Banyuwangi, kendala jaringan internet sempat mewarnai
pelaksanaan unas sesi ketiga di hari pertama Selasa lalu (2/5). Kendala
jaringan internet itu terjadi lantaran gangguan yang dialami pihak
operator penyedia jasa internet di wilayah Sidoarjo dan Batam.
Nah, untuk mengantisipasi gangguan
jaringan internet tersebut, sekolah-sekolah penyelenggara UNBK mengunduh
token seluruh peserta dengan menggunakan sistem penambatan modern
eksternal alias tathering.
“Karena online server sekolah dengan
server pusat hanya diperlukan saat sinkronisasi dan pengambilan token.
Kendala internet oleh operator penyedia jasa pada sesi ketiga hari
pertama Selasa lalu berhasil diatasi dengan cara tathering. Sehingga
pelaksanaan UNBK tetap berjalan lancar,” ujar Kepala Bidang (Kabid) SMP
Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Suratno kemarin.
Sementara itu, di hari kedua pelaksanaan
unas kemarin, kendala internet tidak lagi terjadi. Namun, kali ini
terjadi sedikit gangguan aliran listrik di wilayah Kecamatan Muncar dan
Kalipuro. Beruntung, aliran listrik yang sempat down tersebut tidak
berlangsung lama.
“Selain itu, di wilayah Siliragung juga
sempat ada kendala aliran listrik, tetapi sekolah sudah menyiapkan mesin
genset,” kata Suratno. Sementara itu, langkah berbeda dilakukan pihak
SMP Katolik Santo Yusuf Banyuwangi dalam menghadapi gangguan internet
saat pelaksanaan unas. Jaringn internet di satu komputer yang digunakan
peserta pada sesi ketiga unas hari pertama Selasa lalu sempat ngadat.
Kepala SMP Katolik Santo Yusuf, Rikson
Sianipar, mengatkan pada sesi ketiga hari pertama lalu, satu siswa
mengalami kendala internet. Kendala yang dimaksud adalah, ketiga
tersebut siswa selesai mengerjakan soal nomor satu dan hendak beralih ke
soal nomor dua, loadingnya lama.
“Tetapi hal itu bisa segera diatasi
dengan cara mengganti token peserta. Setelah token diganti, siswa
tersebut bisa ujian dengan lancar,” ujarnya. Di sisi lain, Suratno
menargetkan seluruh SMP di Banyuwangi melaksanakan UNBK tahun depan.
Dia mengaku sudah mengantongi referensi
dari pelaksanaan UNBK kali pertama untuk jenjang SMP tahun ini.
“Ternyata berbagai kendala bisa diatasi. Misalnya SMP yang
terkendala daerahnya tidak terjangkau jaringan internet, bisa menumpang
di sekolah lain.
Tahun ini, langkah itu dilakukan SMP
Negeri 2 Licin dengan cara menumpang pelaksanaan UNBK di SMK Negeri 1
Banyuwangi,” kata dia.
Selain itu, imbuh Suratno, sekolah yang
memiliki komputer namun tidak mencukupi untuk melaksanakan UNBK bisa
menumpang di wilayah lain. “Atau bisa juga pihak sekolah meminjam
komputer atau laptop milik guru dan murid untuk menggelar UNBK,” kata
dia.
Seperti diketahui, jumlah SMP dan MTs
yang menyelengrakan unas tahun ini mencapai 262 lembaga. Rinciannya, SMP
sebanyak 165 lembaga dan MTs sejumlah 97 lembaga.
Diamara 165 SMP penyelenggara unas,
sebanyak 108 sekolah menggelar UNBK dan 57 sekolah menyelenggarakan
ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP). Nah, dari 108 sekolah
yang menyelenggarakan UNBK, sebanyak 44 sekolah menggeber ujian secara
mandiri, sedangkan 64 sekolah lain menyelenggarakan UNBK dengan cara
menumpang di sekolah lain.
Sedangkan MTs yang menyelenggarakan
UNBK mencapai 28 lembaga. Sebanyak 12 MTs menyelenggamkan UNBK secara
mandiri dan 16 madrasah menggeber UNBK dengan menumpang ke lembaga
pendidikan lain. Sisanya, 70 MTs menyelenggarakan UNKP. (radar)
Posting Komentar