Kelelawar TPK Benculuk Terancam Punah
https://banyuwanginews1.blogspot.com/2017/05/kelelawar-tpk-benculuk-terancam-punah.html
Kelelawar menempel di atap bangunan yang ada di TPK Benculuk ini jumlahnya terus menurun, kemarin.
CLURING-Ribuan kelelawar yang ada di areal tempat penimbunan kayu
(TPK) Benculuk, Kecamatan Cluring, kini nyaris punah. Jumlah kelelawar
yang menghuni salah satu bangunan milik Perhutani KPH Banyuwangi
Selatan itu terus berkurang karena bangunannya banyak yang rusak.
Bangunan yang dibuat rumah oleh kelelawar itu, seperti rumah berukuran
besar dengan model memanjang. Genting pada bangunan itu, banyak yang
pecah dan berjatuhan. Kayu di bangunan juga banyak yang patah.
“Kelelawar itu sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu,” cetus
Mulyadi, salah satu petugas Perhutani KPH Banyuwangi Selatan. Bangunan
yang kini dibuat rumah kelelawar, terang dia, dulunya dibuat untuk
tempat menimbun kayu. Setelah tidak dipakai, ternyata malah dibuat
rumah oleh kelelawar.
“Kelelawar itu beranak pinak, jumlahnya
ribuan atau malah jutaan ekor,” katanya. Mulyadi mengaku tidak pahan
tentang asal-usul kelelawar itu. Hanya saja, beberapa tahun terakhir
dilihat jumlahnya mulai berkurang.
“Dulu di tahun 2007 itu setiap pukul
16.30, suasana kantor berubah gelap seperti malam karena ada ribuan
kelelawar yang keluar dari bangunan, sekarang tidak begitu banyak,”
terangnya.
Diduga karena bangunan yang kurang
mendapat perawatan, rumah besar yang dibuat rumah kelelawar itu banyak
yang rusak. Dan itu, ternyata berpengaruh pada jumlah kelelawar.
“Sekarang banyak yang lubang-lubang, makanya kelelawar banyak yang
pergi,” jelasnya.
Mulyadi yang baru kembali dinas di
Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, mengaku kaget setiap pukul 16.30
suasana di kantornya tidak gelap lagi. “Saya tidak tahu banyak yang
pergi ke mana,” cetusnya.
Menurut Mulyadi, selama ini kotoran
kelelawar banyak dimanfaatkan warga untuk pupuk organik. “Warga ada
yang mengambil untuk pupuk,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng
kemarin (8/5).(radar)
Posting Komentar