Beras Bulog Bau Apek
https://banyuwanginews1.blogspot.com/2017/06/beras-bulog-bau-apek.html
BANYUWANGI – Permasalahan klasik terkait kualitas beras miskin (raskin)
kembali dikeluhkan masyarakat. Kali ini, temuan beras Bulog dengan
kondisi buruk ditemukan di Lingkungan Krajan, Kelurahan Lateng Ketua RT
02/RW 03 Lingkungan Krajan, Kelurahan Lateng.
Muhamad Hafan kepada Jawa Pos Radar
Banyuwangi menceritakan, Senin pagi (12/6) dia menerima jatah 68 sak
raskin. Dari jumlah beras itu, 12 di antaranya dibawa oleh tukang becak
ke rumahnya.
Begitu beras itu sampai,
Hafan langsung memeriksa kondisinya. Ternyata beras tersebut
kualitasnya cukup memprihatinkan. Dengan kondisi fisik beras berwarna
kuning dan berbau apek. Melihat kondisi itu, Hafan mengembalikan seluruh
beras yang diterimanya ke kantor kelurahan.
“Awalnya saya kira hanya 12 sak itu yang
jelek, ternyata yang di lainnya juga jelek waktu saya periksa. Jadi
saya minta ganti semuanya,” terang Hafan. Dia sangat menyesalkan kondisi
beras yang diterimanya. Karena hampir semua warga menolak menerima
beras dari Bulog yang kondisinya buruk tersebut.
“Itu
berasnya akan kita bagikan ke-92 KK yang ada di RT 2. Tapi mereka tidak
mau karena kondisinya buruk. Saya sempat minta saran ke anggota dewan,
katanya disuruh mengembalikan. Tapi sampai pagi saya belum dapat
gantinya,” keluhnya.
Kepala Bulong
Subdivre V Banyuwangi, Raden Guna Dharma membenarkan ada pengembalian
beras dari warga ke kelurahan. Sesuai dengan pedoman umum Bulog, jika
terjadi temuan kondisi beras dalam kondisi buruk, maka beras tersebut
bisa ditukarkan dalam waktu 1 x 24 jam.
“Tapi untuk Banyuwangi saya buat
kebijakan khusus. Bisa menukar beras dalam kondisi buruk kapan saja. Ini
juga bukan kesalahan kelurahan, tapi ada kesalahan kita juga,” terang
pria yang akrab disapa Awang itu.
Untuk
mengantisipasi kejadian serupa, pihaknya sudah menyebar pengumuman dan
edaran ke seluruh kelurahan dan desa di Banyuwangi. Jadi sebelum
pembagian raskin, staf atau perwakilan desa diminta datang ke gudang
langsung untuk memilih dan melakukan sortir terhadap beras-beras yang
akan disebar ke masyarakat.
Pihaknya
sudah menegur bagian yang mengurusi masalah ini supaya tidak terjadi hal
serupa. Menurut Awang, hal ini terjadi karena keterlambatan penyaluran.
“Dinsos yang mengatur penyaluran seringkali terlambat, jadi beras yang
disalurkan Januari baru Maret dikirim. Jadi wajar dari jutaan kilo beras
ada beberapa yang buruk,” tegasnya. (radar)
Posting Komentar