Praktisi Kopi Banyuwangi Dilatih Keterampilan Pengolahan Kopi Bubuk
https://banyuwanginews1.blogspot.com/2017/04/praktisi-kopi-banyuwangi-dilatih.html
BANYUWANGI - Bergeliatnya industri kopi di Banyuwangi mengundang
ketertarikan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur
untuk menggelar pelatihan bagi praktisi kopi Banyuwangi.
Pelatihan bertajuk Peningkatan Keterampilan Pengolahan Kopi Bubuk
tersebut digelar di Aula Hotel Santika Banyuwangi selama 3 hari, yakni
mulai Rabu - Jumat (19 - 21/3).
Saat membuka kegiatan tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Banyuwangi, Ketut Kencana Nirha mengatakan,
pelatihan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas cita
rasa kopi Banyuwangi.
"Kopi Banyuwangi ini mulai dikenal dan disukai masyarakat baik
nasional maupun dunia. Agar para praktisi kopi kita piawai dalam
menyajikan kopinya sehingga menghasilkan cita rasa yang sempurna, maka
mereka khusus kami latih disini. Dengan keterampilan tersebut, maka akan
berdampak baik bagi peningkatan kesejahteraan mereka,” terang Ken,
sapaan akrabnya.
Banyuwangi dipilih oleh Disperindag Provinsi Jatim, kata Ken, karena
kopi Banyuwangi mulai dikenal. Pemkab juga memberi ruang bagi masyarakat
Banyuwangi untuk menunjukkan kekayaan budayanya yang berupa kebiasaan
ngopi bareng.
Sebuah festival bernama Festival Ngopi Sepuluh Ewu, lanjut Ken,
dibuat untuk mewadahi hal itu. Selain itu, pemkab juga berupaya terus
mengembangkan brand image Banyuwangi sebagai kota kopi. Salah satunya
lewat Festival Kebaya yang akan digelar 21-22 April mendatang. Festival
kebaya tersebut bertemakan pecah kopi.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 50 barista, petani kopi dan penggiat
kopi Banyuwangi. Mereka berasal dari 25 kecamatan yang ada di
Banyuwangi. Mayoritas dari daerah yang potensi kopinya besar. Antara
lain Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Songgon, Glenmore dan Kalibaru.
Banyuwangi sendiri memiliki luasan lahan kopi sebesar 8500 hektar.
Luasan lahan tersebut terus stabil sejak 5 tahun terakhir.
Tak hanya mendapatkan materi tentang potensi, perkembangan dan
permasalahan pada industri pengolahan kopi di Banyuwangi, mereka juga
akan dikenalkan dengan sejarah dan jenis kopi asli Indonesia lengkap
dengan pemanfaatannya, serta berbagai hal tentang kopi. Besok mereka
akan terjun langsung untuk praktek seputar teknik pengolahan kopi
bubuk, praktek pengolahan kopi seperti coffee roasting, blending dan
grinding, serta praktek manual coffee brewing. Mereka juga akan
diajarkan tentang strategi pengembangan bisnis kopi itu sendiri.
Sejumlah nara sumber di bidang perkopian akan berbagi ilmu selama
pelaksanaan pelatihan tersebut. Para nara sumber itu berasal dari Balai
Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya, Gabungan Eksportir
Kopi Indonesia (GAEKI), Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka)
Indonesia, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember.
Salah seorang peserta, Imam Mukhlis mengaku senang bisa mengikuti
pelatihan tersebut. Imam yang tinggal di Desa Tlemung, Kecamatan
Kalipuro merupakan pemilik Kimmy Omah Kopi. Kopi yang menjadi andalannya
adalah kopi luwak.
Keluarga Imam sendiri memiliki hampir 2 hektar kebun kopi yang
dikelola secara turun-temurun. Hampir 90 persen adalah tanaman kopi
jenis Robusta dan sisanya adalah Arabica serta Eselsa atau dikenal
dengan nama lokal Buria atau Kopi Nangka.
Awalnya kopi yang dihasilkan oleh keluarganya disetor kepada pengepul
hingga akhirnya sejak tahun 2012 Imam berinisiatif mengelola sendiri
kopinya dan menjual secara online. (Humas)
Posting Komentar