Ustad Abdul Jalal Meninggal Saat Jadi Imam Witir
https://banyuwanginews1.blogspot.com/2017/06/ustad-abdul-jalal-meninggal-saat-jadi.html
Seketika tangis haru pecah, saat jenazah disemayamkan di rumah duka.
WONGSOREIO – Peristiwa memilukan terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes)
Miftahul Ulum, Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Senin malam kemarin.
Seorang imam masjid meninggal dunia usai menunaikan salat witir.
Imam salat tersebut adalah Abdul Jalal,
53, warga Desa Bengkak. Selain jadi imam salat, sahari-harinya Abdul
Jalal sebagai guru Agama Islam di SDN 3 Bangsring sekaligus ketua Rois
Syuriah MWCNU Wongsorejo.
Abdul Jalal
mengembuskan napas terakhir pukul 1930. Pada posisi duduk tahiyat akhir
dan baru satu kali mengucapkan subhana Malikil kudus, tubuhnya langsung
ambruk ke belakang. “Awalnya beliau rnengimami salat witir dengan
makmum hampir 300 orang lebih termasuk santri dan warga sekitar masjid,”
ujar Rahmad Hidayat, Humas Ponpes Miftahul Ulum.
Usai salat witir, Abdul Jalal terhenti mengucap subhana malikil kudus.
Setelah jeda lima menit, tubuhnya langsung ambruk ke belakang. Sontak
saja saf terdepan langsung menolong dan melarikannya ke Puskesmas
Wongsorejo.
“Kami tidak menyangka almarhum pergi
secepat ini. Padahal sorenya masih terlihat sehat,” kata Rahmad.
Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, sebelum meninggal,
pria yang juga pegawai negeri sipil itu sempat menjadi khatib salat
Jumat pekan lalu (2/6).
Dalam
khutbahnya, Abdul Jalal sempat berpesan untuk memperbanyak amal ibadah
untuk bekal kelak sudah meninggal. “Saya waktu itu jadi makmum salat
Jumat. Saya masih ingat betul pesan yang beliau sampaikan saat
berkutbah.
Dia hanya berpesan umat
manusia untuk berbekal untuk akhirat. Ternyata pesan tersebut menjadi
pesan terakhirnya,” kenang Ketua MWC NU Wongsorejo, Kholili. Pada Senin
(5/6) pukul 11.00, Abdul Jalal sempat mengeluh tidak enak badan dan izin
tidak mengajar di sekolah.
Senin
malam, pria yang menjadi salah satu tokoh masyarakat di desanya tersebut
datang ke masjid Ponpes Miftahul Ulum untuk memenuhi jadwal imam serta
mengisi kultum setelah tarawih.
“Almarhum sempat saya telepon melalui
HP. Dia bilang izin tidak masuk karena sesak napas dan dadanya sakit,
tetapi tidak mengeluh ke istrinya mungkin takut istrinya kepikiran,”
ujar Sugiati, Kepala Sekolah SD Negeri 3 Bengkak.
Selasa
(6/6) pukul 07.00, jenazah Abdul Jalal dimakamkan di pemakaman umum
Desa Bengkak Sampai siang kemarin, warga masih berdatangan ke rumah duka
untuk menyatakan bela sungkawa.
“Orangnya
sangat baik, selalu aktif kegiatan keagamaam setiap hari selalu ngajar
anak-anak ngaji,” ungkap Mariyam, kakak perempuan Abdul Jalal. Suami
dari Yayuk Muktasin meninggalkan tiga orang anak. Selain menjadi guru SD
dan di kegiatan ponpes, Abdul Jalal juga gemar memelihara sapi serta
pergi ke kebun.
“Beliau merupalcan alumi dari MI Miftahul Ulum,” tandas Rahmad Hidayat, Humas Ponpes Miftahul Ulum. (radar)
Posting Komentar