Anas Kembalikan Formulir
https://banyuwanginews1.blogspot.com/2017/07/anas-kembalikan-formulir.html
Dari kiri Abdurrahman, Sugirah, Made Cahyana, Eko Hariyono, dan Made
Suwastiko mengembalikan formulir pendaftaran Abdullah Azwar Anas sebagai
cagub-cawagub di kantor DPD PDIP Jatim kemarin (9-7).
Ramaikan Bursa Pendaftaran Cagub/Cawagub PDIP
SURABAYA
– Teka-teki terkait sikap Bupati Abdullah Azwar Anas dalam menyongsong
Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2018 akhirnya tersingkap. Orang nomor
satu di lingkungan Pemkab Banyuwangi, itu secara resmi mengembalikan
formulir pendaftaran calon gubernur (cagub) atau calon wakil gubernur
(cawagub) kepada Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) Jatim.
Pengembalian berkas pendaftaran Anas
sebagai cabub/cawagub partai banteng moncong putih itu dilakukan oleh
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Banyuwangi, I Made Cahyana
Negara, kemarin (9/7).
Saat
mengembalikan formulir pendaftaran Anas, Made didampingi sejumlah
pengurus inti DPC PDIP asal Bumi Blambangan. Made mengatakran,
pengembalian formolir pendaftaran tersebut merupakan bentuk kesiapan
Anas menjalani seluruh proses penjaringan yang dilakukan PDIP.
Formulir
pendaftaran saudara Anas sudah kami kembalikan. Untuk selanjutnya, kami
tunduk pada keputusan Ketua Umum (Ketum) PDIP, Ibu Megawati
Soekarnoputri,” ujarnya. Made mengaku PDIP Banyuwangi mendorong Anas
maju dalam Pilgub Jatim mengacu pada hasil kinerja bupati yang memimpin
Banyuwangi sejak 2010 tersebut.
Dikatakan, sebelumnya Banyuwangi
cenderung tidak diperhitungkan dalam peta kemajuan daerah di tingkat
nasional. Namun di bawah kepemimpinan Anas, imbuh Made, Banyuwangi
mengalami kemajuan pesat di berbagai bidang.
“Berkat
pola kepemimpinan gotong-royong Pak Anas bersama masyarakat, tokoh
lintas agama, budayawan, akademisi, dan sebagainya, Banyuwangi kini
secara bertahap terus maju pesat. Tentu pasti masih ada
kekurangan-kekurangan. Basis kinerja itu menjadi modal penting untuk
memimpin Jatim ke depan,” kata politikus asal Desa Ketapang tersebut.
Secara
ekonomi, lanjut Made, program ekonomi kerakyatan berhasil meningkatkan
pendapatan per kapita warga Banyuwangi dari Rp 20,8 juta per orang per
tahun menjadi Rp 41.46 juta per orang per tahun pada 2016 atau naik 99
persen. Angka kemiskinan pun menurun cukup pesat dari level 20 persen
menjadi 8,79 persen pada 2016.
“Berdasar data BPS, inflasi Banyuwangi
terhitung yang terendah. Artinya meski ekonomi dan pendapatan tumbuh,
daya beli warga tetap terlindungi,” papar Made. Dia menambahkan, program
kerakyatan lainnya selama ini telah membantu masyarakat Banyuwangi,
khususnya kelompok ekonomi lemah.
Diantaranya
beasiswa Banyuwangi Cerdas yang membiayai 700 anak muda berkuliah di
berbagai kampus di Indonesia. Program jemput bola warga miskin sakit
telah melayani ratusan warga di rumahnya.
“Jadi
petugas dan dokternya yang datang merawat ke rumah. Bahkan bila harus
dirujuk ke Surabaya, ada rumah singgah gratis bagi mereka,” papar Made.
Untuk pengelolaan birokrasi, lanjut Made, Banyuwangi menjadi kabupaten
pertama dan satu-satunya di Indonesia yang meraih niiai A dalam Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dari Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).
“Dari
aspek pengembangan sumberdaya manusia (SDM), Banyuwangi dulu tak punya
kampus negeri, sekarang ada tiga kampus negeri. Salah satunya
Universitas Airlangga Kampus Banyuwangi yang ke depan jadi embrio
Universitas Negeri Banyuwangi,” kata dia.
Bukan
hanya dari sisi kinerja, Made menilai Anas layak ikut berkompetisi pada
gelanggang Pilgub Jatim lantaran memiliki popularitas dan elektabilitas
yang sangat memadai. “Itu jadi modal awal untuk maju dalam proses
penjaringan partai, tapi tentu semua keputusan kami pasrahkan kepada ibu
Megawati,” ujarnya.
Made
menjelaskan, nama Anas sebelumnya terjaring berdasar rekapitulasi hasil
rapat pleno DPC PDIP se-Jatim terkait penjaringan Calon Gubernur dan
Calon Wakil Gubernur. Hal itu tertuang dalam surat DPD PDIP Jawa Timur
Nomor 122/eKS/DPD/VI/2017 tertanggal 12 Juni 2017 yang ditujukan ke
Anas.
Lalu pada 14 Juni, PDIP
Banyuwangi berinisiatif mengembalikan formulir untuk Anas. Dia
menambahkan, pengembalian formulir dilakukan olehnya karena Anas sedang
menunaikan tugas memenuhi undangan di Jerman dari Badan Sepeda Dunia
(UCI) Asia Tour; dan sudah sepengetahuan DPP PDIP dan DPD PDIP Jatim.
Seperti
pernah diberitakan, Bupati Abdullah Azwa Anas kian santer dikaitkan
dengan konsteiasi Pilgub Jatim 2018. Sejumlah parpol tingkat Banyuwangi
telah mengusulkan Anas menjadi kandidat calon gubernur (cagub) atau
calon wakil gubernur (cawagub) beberapa waktu lalu.
Yang
terbaru, Anas masuk lima besar kandidat cagub Jatim berdasar hasil
survei Poitrackirtg Indonesia yang dirilis 11 Juni lalu. Berdasar hasil
survei tersebut, elekbilitas (tingkat keterpilihan) Anas menempati
ranking empat di antara 18 kandidat cagub.
Di
antara 18 kandidat yang diajukan kepada responden, posisi pertama
ditempati wakil Gubemur Jatim, Syaifullah Yusuf alias Gus ipul dengan
elektabilitas mencapai 31,27 persen. Ranking kedua diduduki Wali Kota
Surabaya Tri Rismaharini dengan 24,05 persen.
Menteri
Sosial (Mensos) Kiroiifah Indar Parawansa menempati urutan ketiga
dengan elektabilitas sebesar 17,97 persen. Sedangkan Bupati Anas
menduduki posisi keempat dengan tingkat elektabilitas 8,22 persen.
Di
bawah Anas ada Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jatim, Abdul
Halim iskandar dengan elektabilitas sebesar 2,41 persen. Ranking ke enam
ditempati mantan Bupati Probolinggo, Hasan Aminuddin dengan tingkat
keterpilihan sebesar 1,57 persen. (radar)
Posting Komentar