Kades-BPD Bersitegang, ADD-DD Sulit Cair
https://banyuwanginews1.blogspot.com/2017/06/kades-bpd-bersitegang-add-dd-sulit-cair.html
CLURING – Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, satu-satunya desa di
Kecamatan Cluring yang hingga kini belum bisa mencairkan Anggaran Dana
Desa dan Dana Desa (ADD dan DD). Gara-garanya, di desa itu masih ada
perdebatan antara kepala desa berserta perangkatnya dengan BPD terkait
isi draf Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belaja Desa (RAPBDes) yang
akan diajukan.
Kepala Desa Tamanagung, Khairul Anam,
menyampaikan salah satu yang menjadi perdebatan dengan BPD adalah
rencana pembangunan bigdrop di gedung pelayanan masyarakat dengan nilai
Rp 56 juta. “BPD minta ini ditiadakan,” katanya.
Padahal
saat ini, terang dia, semua desa di Kecamatan Cluring sudah membangun.
Dan saat ini, hanya di Desa Tamanagung yang belum memiliki bigdrop
sebagai tempat pelayanan masyarakat. “Padahal ini program prioritas
sebagai bagian pelayanan kepada masyarakat,” katanya.
Anam mengaku tidak bisa berpikir dengan keputusan BPD, yang nrinta
pembangunan bigdrop di gedung pelayananan itu ditunda. “BPD ingin
bangunan itu ditunda dan ke kegiatan lainnya. Permintaan itu disampaikan
setelah RAPBDes kami sampaikan ke BPD sebelum diajukan ke kecamatan dan
kabupaten,” ungkapnya.
Meski begitu BPD menolak, Anam mengaku pemerintah desa akan tetap
merealisasikan pembangiuian bigdrop. “Itu salah satu yang diprioritaskan
demi pelayanan yang ramah dan tempat yang nyaman bagi masyarakat. Masak
semua desa sudah punya, Desa Tamanagung belum, padahal ini semua untuk
pelayanan yang lebih baik,” tegasnya.
Dampak dari perdebatan program itu,
sampai saat ini dana ADD dan DD di Desa Tamanagung belum bisa cair.
“Sampai hari ini, proses pencairannya belum. Karena rencana pembangunan
bigdrop dan beberapa rencana pembangunan lain diminta untuk ditiadakan
oleh BPD,” ungkapnya.
Dengan belum
cairnya ADD dan DD, jelas dia pembangunan di desanya belum bisa dimulai.
Gaji untuk semua perangkat desa juga belum bisa diberikan. “Pelayanan
kepada masyarakat juga terganggu,” cetusnya.
Sementara
itu, ketua BPD Tamangagung, Sapuan, membenarkan adanya permintaan
penundaan bigdrop tersebut. “Maaf, saya masih rapat di Banyuwangi, bisa
ke anggota BPD lainnya saja,” katanya saat dihubungi melalui telepon
selulernya.
Sekertaris BPD
Tamanagung, Sulistyo, menjelaskan alasan meniadakan bangunan bigdrop itu
dirinya tidak begitu paham. Sebab, saat rapat pertama tidak ikut.
Terkait keterlambatan pencairan ADD dan DD, Sulistyo mengaku cukup
menyayangkan.
Sebab, RAPBdes baru
diterima BPD pada akhir Mei 2017. Menurutnya, itu juga menjadi masukan
bagi pemerintah desa agar kedepan menyelesaikan RAPBdes pada awal tahun.
(radar)
Posting Komentar