Laga Ricuh, Pemain Persewangi Diangkut Baracuda
https://banyuwanginews1.blogspot.com/2017/08/laga-ricuh-pemain-persewangi-diangkut.html
Pemain Persewangi FC diangkut Mobil Barracuda Brimod Polda Kalteng usai
melawan Kalteng Putra di Stadion Tuah Pahoe kemarin (12-8)
PALANGKARAYA – Keamanan dalam
pertandingan sepak bola sepertinya masih menjadi pekerjaan rumah bagi
sepak bola di Indonesia. Kemarin (12/8) akibat tekanan dan intimidasi
dari penonton tuan rumah Kalimantan Tengah Putra (Kalteng Putra FC),
pemain dan offisial Persewangi FC nyaris tak berani keluar dari Stadion
Tuah Pahoe, Palangkaraya.
Tim asuhan Bagong lswahyudi itu tak
berani meninggalkan lapangan karena sekitar 2500 penonton yang memadati
stadion tersebut meneriakkan kalimat ancaman. Tak terkecuali Jawa Pos
Radar Banyuwangi yang kebetulan menjadi media official bagi laskar
Blambangan. Padahal, saat itu tuan rumah dalam kondisi memenangkan
pertandingan dengan skor tipis 1-0 atas Persewangi.
Bahkan, pihak Polda Kalteng dan Gubernur Kalteng sempat berusah
menenangkan para penonton. Namun, bukannya segera membubarkan diri,
ribuan penonton itu malah mengancam akan menghadang pemain Persewangi di
luar stadion.
Kondisi baru mulai kondusif saat puluhan
personel Brimob Polda Kalteng memasuki area stadion untuk mengamankan
ofisial dan pemain Persewangi. Untuk mengantisipasi kondisi keamanan,
polisi kemudian mengangkut pemain Persewangi dengan kendaraan berat
Barracuda. Sebagian lagi diangkut menggunakan bus milik Brimob.
“Padahal dua pertandingan sebelumnya
tidak sampai seperti ini. Saat lawan Perssu dan Mojokerto juga aman.
Sebenarnya di sini aman, tapi kita antisipasi saja,” ujar Wakapolres
Palangkaraya, Kompol Bronto, di tengah proses evakuasi pemain
Persewangi.
Manajer Persewangi, Hari Wijaya
mengatakan, seharusnya kondisi ini menjadi perhatian dari PT Liga
lndonesia Baru. Dia menambahkan, suasana pertandingan aman dan kondusif,
tentunya para pemainnya lebih tenang dalam bermain. Tidak seperti
kemarin, di mana pemainnya merasa tidak aman.
“Kemarin hari pertama latihan sudah ada
sekelompok orang yang mengintimidasi pemain. Sekarang saat pertandingan
juga terjadi seperti ini. Bahkan pemain sampai tidak berani keluar
lapangan,” tegasnya.
Tak selesai sampai disitu, meski para
pemain sudah diamankan oleh anggota polisi, namun suporter tuan rumah
yang masih emosi sempat mengejar para pemain hingga ke hotel tempat
Persewangi menginap.
Beruntung mereka bisa segera dihalau
oleh polisi yang tiba membawa rombongan offisial. Sementara itu,
pertandingan kedua tim sendiri berjalan dengan tensi tinggi sejak peluit
pertama dibunyikan. Pelanggaran pun seringkali terjadi di antara kedua
pemain.
Kepemimpinan wasit Agung Setiawan yang
dianggap sering merugikan tim tamu kerap membuat pemain Pcrsewangi
melakukan protes. Puncaknya, mendekati akhir pertandingan wasit
memberikan tendangan bebas kepada tim tuan rumah.
Hasilnya, tendangan itu mengkreasi
terciptanya gol semata wayang yang dicetak Kapten Kalteng Putra, Yus
Arfandy Djafar, memanfaatkan umpan tendangan bebas tersebut. Usai gol
itu tercipta, permainan kedua tim semakin keras.
Persewangi seringkali kehilangan
kesempatan akibat wasit yang berulangkali meniup peluit pelanggaran.
Hingga akhir pertandingan Persewangi tidak bisa mengembalikan kedudukan
untuk kemenangan tuan rumah.
“Anak-anak sudah bermain bagus. Hanya
mereka terprovokasl karena wasit berulangkali tidak tegas dengan
pelanggaran tuan rumah. Kita harap ke depan ada perbaikan sistem
pertandingan,” tegas Bagong.(radar)
Posting Komentar